
Strategi dan Arah Sudah Jelas, Tapi Tim Nggak Bisa Jalan Bareng?
Pernah nggak sih Anda merasa frustrasi setelah rapat panjang, strategi sudah disusun rapi, tapi ketika dijalankan, tim tetap terasa jalan sendiri-sendiri?
Kalau ini terdengar familiar, Anda nggak sendirian. Banyak pemimpin dan HR menghadapi situasi yang sama: harus mendayung sendirian, jadi penengah, motivator, bahkan “pemadam kebakaran” di tengah tim yang nggak sinkron.
Ketika sinergi hilang, semuanya terasa lebih berat:
- Pemimpin seperti mendayung sendirian.
- HR kewalahan menjaga energi dan budaya tim.
- Anggota tim sibuk dengan prioritas masing-masing.
Hasilnya? Strategi yang bagus pun mandek di tengah jalan. Bahkan, menurut survei FierceInc pada 1.400 eksekutif, karyawan, dan pendidik lintas industri:
- 86% manajer menganggap kolaborasi buruk sebagai penyebab utama kegagalan proyek
- >70% setuju kurangnya keterbukaan menghambat kinerja optimal.
- 97% percaya kurangnya keselarasan langsung memengaruhi hasil kerja.
- 90% menilai pengambil keputusan seharusnya lebih banyak mendengar sebelum memutuskan.
Artinya, kurangnya kolaborasi dan keterbukaan bukan sekadar masalah kecil, ini adalah penyebab utama gagalnya kerja tim. Sinergi bukan “nice to have”, tapi fondasi untuk memastikan tim selaras, komunikasi efektif, dan organisasi mencapai hasil terbaik.
Sebaliknya, ketika sinergi hadir, banyak hal berubah:
- Keputusan lebih cepat & solusi lebih tepat
Anggota tim tidak jalan sendiri-sendiri. Informasi mengalir terbuka, perspektif disatukan sehingga keputusan tidak terjebak di meja atasan saja.
- Ide segar lahir dari kolaborasi lintas perspektif
Orang merasa aman untuk menyampaikan pendapat. Perbedaan latar belakang jadi sumber inspirasi, bukan konflik.
- Lebih efisien dalam waktu, tenaga, dan biaya
Arah sudah jelas, tidak ada duplikasi pekerjaan, energi tidak habis untuk “meluruskan miskomunikasi”.
- Karyawan lebih betah & berkomitmen
Mereka merasa didengar, punya kontribusi nyata, dan tahu bahwa keberadaannya penting untuk tim.
- Tim lebih tangguh menghadapi perubahan
Saat tantangan datang, mereka tidak panik sendiri-sendiri. Mereka punya kebiasaan saling menguatkan dan mencari solusi bersama.
Membangun sinergi memang menantang. Ego, perbedaan prioritas, atau miskomunikasi pasti muncul. Tapi justru di situlah kepemimpinan sejati diuji: bukan hanya soal punya strategi yang jelas, tapi mampu menyatukan orang-orang agar bergerak bersama.
Di era perubahan yang cepat, memastikan tim bisa bergerak dalam irama yang sama bukan sekadar nilai tambah, tapi kebutuhan organisasi untuk bertahan dan berkembang.
Bagi para pemimpin dan HR, tantangan ini bisa menjadi kesempatan untuk:
- Menyadari hambatan kolaborasi muncul.
- Memperkuat komunikasi dan keterbukaan.
- Mengaktifkan potensi individu agar tim bisa bekerja sinergis.
Karena pada akhirnya, strategi sehebat apa pun hanya akan berhasil jika orang-orang di dalamnya siap bergerak bersama.
Ingin tahu lebih dalam bagaimana membangun kesiapan manusia dan menyatukan tim agar bergerak dalam sinergi? Yuk bergabung di online workshop Relationships: The True North of Synergy bersama Pak Dialah Hutabalian, ACTC, PCC.
Detail acara:
🗓️ Kamis, 11 September 2025
🕖 19.00–21.00 WIB
💻 Online via Zoom
Di online workshop ini Anda akan belajar:
- Menyadari faktor yang membuat transformasi sering mandek
- Mengoperasikan kepemimpinan di level individu, tim, dan organisasi
- Mengaktifkan potensi setiap orang agar sinergi berkelanjutan.
Jangan biarkan strategi bagus mandek di tengah jalan.
Saatnya menumbuhkan sinergi dan bergerak untuk #TumbuhBersama.
Daftar di sini: http://bit.ly/TrueNorthOfSynergy