image
  • By Septina Muslimah
  • 21 Oct 2025

Kolaborasi Tim Tidak Gagal karena Orangnya, Tapi Cara Kita Memahaminya

“Tim kami sudah rutin rapat lintas divisi, koordinasi, dan update tiap minggu. Tapi masih sering miskomunikasi, sibuk dengan target sendiri, dan saling lempar tanggung jawab.”

Kalimat ini mungkin terdengar akrab bagi banyak organisasi. Di permukaan, aktivitas kolaborasi tampak berjalan dengan baik seperti ada rapat rutin, ada koordinasi, ada grup komunikasi yang selalu aktif membahas proyek dan target mingguan.

Namun jika ditelisik lebih dalam, muncul pertanyaan penting, mengapa produktivitas, inovasi, dan arah strategis tetap terasa tersendat? Mengapa tim tampak sibuk, tapi hasilnya belum sejalan dengan energi yang dikeluarkan?

Bisa jadi, kolaborasi di organisasi kita hanya terlihat aktif, tapi belum benar-benar terhubung.
Kita melihat banyak interaksi, tapi sedikit koneksi. Banyak koordinasi, tapi minim pemahaman. Organisasi tampak bergerak, tetapi tidak benar-benar maju mendekati tujuannya.
 

Ketika “Kerja Bareng” Disalahartikan sebagai Kolaborasi

Banyak organisasi mengira bahwa kolaborasi berarti “kerja bareng dan bagi tugas.”
Padahal, kolaborasi sejati jauh lebih dalam dari itu. Ia menuntut penyelarasan makna dan menuntut kehadiran manusia yang memahami konteks.

Akibatnya, muncul fenomena yang sering kita jumpai:
 

  • Pemimpin lelah mengarahkan tim yang bergerak sendiri-sendiri sehingga sulit mencapai tujuan bersama.
  • HR kewalahan memfasilitasi berbagai forum, tapi hubungan antar tim tetap renggang dan kepercayaan tak kunjung terbentuk.
  • Tim kerja jadi reaktif, menyelesaikan tugas dengan cepat tanpa memahami konteks dan prioritas bersama. Hasilnya? Miskomunikasi meningkat, kesalahan berulang, dan rasa “kita” perlahan memudar.
     

Padahal, di balik setiap keberhasilan tim besar, selalu ada fondasi tak terlihat seperti kepercayaan, rasa ingin tahu satu sama lain, dan kemauan untuk belajar melampaui ego peran
 

Kolaborasi yang Salah Arah Menimbulkan Dampak Nyata

Banyak pemimpin menenangkan diri dengan kalimat, “Gapapa kok, yang penting kerjaan kelar bareng-bareng.” Namun data menunjukkan bahwa kolaborasi yang salah arah justru menimbulkan kerugian nyata.

Studi Forrester Consulting menemukan bahwa 49% responden menyebut kolaborasi yang buruk berdampak negatif pada pengalaman pelanggan dan 40% melaporkan penurunan produktivitas karyawan.

Riset Corel menambahkan bahwa 70% karyawan merasa waktunya terbuang karena kolaborasi yang tidak efektif, bahkan sebagian kehilangan hingga 6 jam produktivitas per minggu. Yang lebih menarik, 78% responden merasa pimpinan bisa berbuat lebih untuk memperbaiki kolaborasi di tim mereka.

Angka-angka ini menunjukkan satu hal, yaitu kolaborasi bukan sekadar “kerja bareng.” Ia adalah tentang bagaimana manusia berpikir, berinteraksi, dan membuat keputusan bersama. Ketika dimensi manusia ini diabaikan, sistem apa pun yang dibangun akan sulit berjalan efektif.
 

Membangun Kolaborasi Sejati Lewat Human Operating System (HOS)

Pertanyaannya sekarang: Apakah Anda sebagai pimpinan atau HR sudah berbuat lebih untuk menumbuhkan kolaborasi sejati?

Salah satu cara memulainya adalah dengan memahami human operating system (HOS), kerangka untuk mengenali bagaimana manusia berfungsi dalam konteks kerja.

HOS membantu kita memahami apa yang mendorong seseorang bertindak, bagaimana mereka mengambil keputusan, serta bagaimana cara mereka berinteraksi di dalam tim.

Ketika pemimpin memahami “sistem operasi” manusia ini, ia bisa melihat mengapa komunikasi gagal, mengapa kepercayaan sulit tumbuh, dan bagaimana tim bisa disatukan kembali.

Untuk mulai memahami HOS tim, kita tak perlu langsung melompat ke transformasi besar. Cukup mulai dengan refleksi kecil seperti ini:
 

  • Mindset & Motivation: Apa yang benar-benar mendorong tim Anda bertindak?
  • Behavior & Habit: Kebiasaan mana yang justru menghambat kolaborasi?
  • Culture & Interaction: Apakah budaya tim mendukung kerja sama, atau membuat orang bergerak sendiri-sendiri?
  • Decision & Learning: Apakah proses belajar dan pengambilan keputusan memperkuat kolaborasi lintas tim?
     

Pertanyaan sederhana ini bisa menjadi pintu masuk percakapan yang sangat bermakna. Ia membantu kita berhenti sejenak dari rutinitas kerja dan melihat ulang apa yang sesungguhnya terjadi di antara manusia dalam tim. Dari sana, kesadaran baru mulai tumbuh.
 

Langkah Nyata untuk Memahami HOS di Tim Anda

Memahami human operating system (HOS)  bukan berarti harus melakukan perubahan besar sekaligus. Ada langkah-langkah kecil yang bisa dimulai hari ini:
 

  1. Selaraskan motivasi individu dengan tujuan tim dan organisasi. Saat setiap orang tahu “mengapa” mereka bekerja, arah kerja menjadi lebih menyatu.
  2. Perbaiki kebiasaan komunikasi dan alur kerja. Transparansi bukan hanya tentang laporan, tapi tentang membangun rasa percaya dan menghargai keterbukaan.
  3. Bangun budaya kepercayaan. Kepercayaan tidak tumbuh dari hasil kerja semata, tapi dari keberanian untuk terbuka dan belajar dari kesalahan.
  4. Pastikan proses pengambilan keputusan mendukung kolaborasi. Libatkan lintas fungsi, dengarkan perspektif berbeda, dan gunakan proses belajar sebagai ruang untuk memperkuat sinergi.
     

Langkah-langkah ini terlihat sederhana, tapi dampaknya besar ketika dilakukan dengan kesadaran dan konsistensi.

Memahami HOS tim memang tidak mudah. Setiap individu membawa cara berpikir, bekerja, dan berinteraksi yang unik. Perbedaan inilah yang sering kali membuat kolaborasi sejati terasa sulit dicapai. Namun di balik tantangan itu, ada potensi besar karena di sanalah sumber inovasi, empati, dan pembelajaran tumbuh.

Kabar baiknya, kemampuan memahami manusia bisa diasah. Di leaders workshop Gtrust Consultancy batch 3, para pemimpin dan HR diajak untuk menjelajahi lapisan terdalam dari kolaborasi seperti bagaimana mengenali HOS tim, mengubah pola kerja reaktif menjadi sinergis, dan menumbuhkan koneksi yang lebih autentik di antara anggota tim.
 

Mari Hidupkan Kolaborasi dan Satukan Arah Tim di Organisasi Anda

Navigating Your Relationship’s North Star:  From Silo to Synergy

🗓️ Sabtu, 15 November 2025
🕖 10.00-16.00 WIB
📍 Offline, Jakarta Area
 

Lewat pendekatan reflektif dan berbagai tools praktis, leaders workshop ini irancang untuk membantu pemimpin dan HR:

  • Mengeksplorasi integrasi tiga level operasional: diri, tim, dan sistem. Mempelajari bagaimana ketiganya saling berinteraksi dan memengaruhi, serta bagaimana mengintegrasikannya secara menyeluruh untuk mengubah cara kerja menjadi lebih selaras dan menciptakan sinergi yang transformatif.
    Mengidentifikasi leverage point pribadi yang memperkuat kolaborasi. Menemukan titik-titik kekuatan individu yang dapat menjadi pendorong utama bagi kolaborasi tim dan peningkatan kinerja organisasi secara berkelanjutan.
     

Mari belajar memahami manusia sebelum membangun sistem karena perubahan sejati selalu dimulai dari dalam.

Ikuti leaders workshop Gtrust Consultancy batch 3: https://bit.ly/RelationshipNorthStar

Mulailah perjalanan #TumbuhBersama di tim Anda bersama Gtrust Consultancy!

Share: