Coaching-Style Conversation, Cara Leader Memulai Percakapan Penting Tanpa Takut Konflik
“Saya takut memberi feedback dan memulai percakapan penting… takut hubungan retak, suasana jadi canggung, dan konflik dengan tim.”
Kalimat ini bukan satu-dua kali terdengar, tapi sering. Di ruang meeting, di ruang chat, bahkan di hati yang tak pernah terucap.
Saat percakapan penting tidak terjadi, tim berjalan dengan asumsi masing-masing. Hal kecil dibiarkan, ekspektasi tidak sama, kesalahpahaman menumpuk, lalu energi tim makin berat dan performa mulai turun.
Mengapa Banyak Leader Menghindari Percakapan Penting?
Menurut Harvard Business Review, 44% manajer merasa memberi feedback sulit, 21% mengaku tidak memberi feedback sama sekali, bahkan menurut Bravely, 70% karyawan menghindari pembicaraan penting agar tidak terjadi konflik.
Padahal, akhir tahun justru momen strategis untuk membereskan apa yang tidak terucap, seperti:
- menyamakan ekspektasi performa
- memberi apresiasi dan evaluasi
- merapikan arah tujuan
- menyiapkan tim masuk tahun depan dengan lebih sehat
Kadang, satu percakapan jujur bisa mengubah tim bekerja berbulan-bulan ke depan.
Mulai dengan Coaching, Gaya Percakapan yang Membuat Orang Mau Membuka Diri
Banyak leader memulai dari hal sederhana: coaching-style conversation, percakapan yang fokus menggali dan tidak menghakimi. Ada tiga fondasi penting dalam coaching yang membuat percakapan jadi lebih aman dan lawan bicara mau untuk membuka diri.
Pertama, bertanya dengan niat untuk memahami.
Pertanyaan tepat bisa membantu lawan bicara melihat situasi dengan lebih jernih, menemukan pilihan yang mungkin belum terpikir, dan dihargai sebagai manusia.
Contoh: Tim melewati tenggat tugas yang sudah disepakati.
Jika kita berkata, “Kamu kenapa telat submit lagi? Kamu tahu ini bikin tim susah". Hasilnya? Buntu. Tegang.
Tapi ganti menjadi, "Bagian mana dari tugas ini yang paling membuatmu kesulitan?". Percakapan pun terjadi, tim mulai bercerita, dan kita melihat konteks yang sebelumnya tidak terlihat.
Kedua, mendengarkan dengan penuh perhatian.
Kita sering terlalu cepat membantu dan memberi solusi. Niatnya baik “biar cepat selesai”, tapi justru lawan bicara merasa tidak benar-benar didengar.
Contoh: Seorang karyawan mengeluh karena temannya tidak paham brief.
Refleks kita mungkin berkata: “Ya sudah, bilang aja ke dia besok. Breakdown tugasnya. Ini cuma miskomunikasi.”
Tapi coba ganti menjadi: “Yang kamu butuhkan dari dia sebenarnya apa? Apakah ada cara paling aman buat menyampaikan ulang brief itu supaya dia bisa lebih nangkep?”
Tiba-tiba, percakapan menjadi ruang aman. Orang merasa lega karena akhirnya ada yang mendengar tanpa menghakimi.
Ketiga, menangkap kata kunci yang tersembunyi.
Dalam setiap cerita, selalu ada “kata kecil” yang muncul berulang, petunjuk yang menunjukkan apa yang sedang berat bagi lawan bicara.
Contoh: Tim mengeluh “Aku bingung, sebenarnya aku mau bantu, tapi kok ya capek banget ya akhir-akhir ini. Jadinya kerja juga nggak maksimal.”
Keywords: bingung, capek.
Daripada langsung solusi, kita dapat berkata: “Jadi kamu bingung mau bantu tapi kamu juga capek, capeknya lebih ke workload atau lebih ke perasaan menghadapi teman satu tim?”
Percakapan langsung masuk ke inti. Tim merasa diperhatikan setiap kalimatnya. Solusi bisa muncul dari mereka sendiri.
Bayangkan komunikasi seperti sebuah jembatan. Jembatan tidak hanya menghubungkan dua titik, tapi membuat orang merasa aman untuk menyeberang. Begitu pula komunikasi yang baik, ia menjembatani jarak yang tidak terlihat antara leader dan tim.
Tanpa jembatan itu, kita tetap berdiri di tempat masing-masing. Tahu bahwa ada jarak, tapi tidak pernah punya keberanian menyeberang.
Ingin Memulai Percakapan Penting Tanpa Takut?
Jika Anda ingin bisa memberikan feedback tanpa menciptakan jarak, memulai percakapan penting tanpa canggung, meminimalkan resistensi dari berbagai tipe kepribadian, dan membangun jembatan komunikasi yang stabil dalam tim, maka online workshop dari Gtrust Consultancy adalah ruang yang dirancang khusus untuk Anda.
Melalui online workshop Gtrust Consultancy bersama Rut Silalahi sebagai Lecturer of Communication Studies at UPN Veteran Jakarta, kita akan:
- Mempelajari coaching sederhana untuk menjalankan diskusi performa secara efektif bersama anggota tim.
- Memahami cara feedback konstruktif dengan meminimalkan resistensi.
- Mengadaptasi gaya komunikasi Anda dengan lintas generasi dan kepribadian.
Master the Hard Talk, Boost Team Performance
📅 Kamis, 4 Desember 2025
🕖 19.00–21.00 WIB
💻 Online via Zoom
GRATIS! Daftar sekarang melalui tautan berikut: http://bit.ly/MasterHardTalk
Mari membangun kepemimpinan yang berani berbicara, berani mendengar, dan berani #TumbuhBersama tim. 💙