image
  • By Arif Rahman Hakim
  • 15 Jul 2024

Jangan Terperangkap! 5 Jebakan Kekuasaan yang Sering Diabaikan oleh Leader

Anda mungkin pernah mendengar pepatah, "semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpanya." Ini menggambarkan bahwa semakin tinggi posisi Anda, semakin besar tantangan yang akan dihadapi. Kesuksesan datang dengan tanggung jawab dan risiko yang lebih besar pula.

Ketika Anda berada di posisi yang lebih tinggi, perubahan terjadi tidak hanya pada diri Anda saja, tetapi juga pada rekan kerja, atasan, departemen lain, client, dan stakeholder terkait.

Kekuasaan mengubah cara Anda melihat, menilai, dan bertindak, serta bagaimana orang lain berinteraksi dengan Anda. Sebagai simbol otoritas, ide-ide dan pemikiran Anda mungkin dianggap lebih berharga, sementara ide-ide rekan kerja diremehkan. Umpan balik yang Anda terima bisa kurang jujur dan akurat karena orang cenderung lebih enggan berbicara terbuka. Mereka cenderung mempercayai penilaian dari Anda dan justru takut dalam mengambil risiko.

Rekan kerja Anda mungkin mengabaikan kesalahan Anda dan menempatkan harapan yang tidak realistis pada apa yang dapat Anda capai, atau sebaliknya, memandang Anda dengan skeptis, selalu menilai apakah Anda layak dengan posisi Anda. Kekuasaan menciptakan dinamika baru yang perlu dikelola dengan bijaksana untuk menjaga keseimbangan dan efektivitas kepemimpinan Anda.

Sebagai leader, ada  lima perangkap kekuasaan yang harus dihindari:

  1. Meremehkan Pendapat dan Ide dari Tim
    Sebagai leader, Anda mungkin merasa perlu untuk menunjukkan otoritas dan keahlian Anda. Namun, meremehkan pendapat dan ide dari tim dapat menjadi kesalahan besar. Tim yang merasa dihargai akan lebih termotivasi dan inovatif. Sebaliknya, tim yang diabaikan mungkin menjadi tidak produktif, demotivasi dan kurang bersemangat. Anda perlu mendengarkan masukan tim dan pertimbangkan setiap perspektif sebelum mengambil keputusan. Sebagai seorang leader, Anda juga harus memiliki skill fasilitatif untuk mendorong kolaborasi dan memberdayakan anggota tim dalam mencapai tujuan organisasi.
     
  2. Kurangnya Transparansi
    Transparansi adalah kunci utama dalam membangun kepercayaan dalam tim, terutama dalam sebuah agile organization. Jika Anda menyembunyikan informasi atau tidak jujur tentang situasi perusahaan, Anda berisiko kehilangan kepercayaan dan rasa hormat dari tim. Dengan pendekatan fasilitatif, jujurlah tentang tantangan yang dihadapi dan rencana untuk mengatasinya. Keterbukaan ini akan membantu membangun hubungan yang kuat dan solid, yang sangat penting dalam lingkungan kerja yang agile.
     
  3. Terlalu Fokus pada Kekuasaan
    Kekuasaan bagi leader atau manager baru mencakup otoritas untuk membuat keputusan, kemampuan menginspirasi tim, dan kewenangan mendelegasikan tugas. Namun, kekuasaan ini bisa membuat mereka terlalu fokus pada otoritas dan kontrol, sehingga mengaburkan tujuan utama mencapai hasil terbaik melalui kerja sama. Leader atau manager perlu memberdayakan tim secara fasilitatif untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif, harmonis, dan berorientasi pada tujuan.
     
  4. Tidak Mampu Delegasi
    Leader yang tidak mampu mendelegasikan pekerjaan akan menghadapi tantangan serius. Mereka mungkin merasa perlu mengendalikan setiap detail, yang dapat menyebabkan kelebihan beban kerja dan stres. Akibatnya, tim merasa tidak dipercaya dan kurang diberdayakan, menghambat perkembangan dan motivasi dalam bekerja. Untuk mengatasi ini, sebagai manager atau leader, perlu untuk mendelegasikan tugas dengan bijak. Berikan otonomi kepada anggota tim dan fokus pada pengembangan keterampilan serta kepercayaan diri mereka.
     
  5. Menghindari Konflik
    Konflik adalah bagian alami dari dinamika tim, tetapi menghindarinya bisa menjadi perangkap berbahaya. Masalah yang tidak ditangani akan memburuk dan merusak hubungan dalam tim. Sebagai leader, hadapilah konflik secara langsung dan selesaikan dengan cara konstruktif. Ini menunjukkan kepemimpinan tegas dan kemampuan untuk menjaga keharmonisan tim.

Kesimpulan

Kesuksesan dan posisi tinggi dalam kepemimpinan datang dengan tantangan dan tanggung jawab besar. Kekuasaan mengubah cara pandang, penilaian, dan interaksi Anda dengan orang lain, sehingga penting untuk mengelola kekuasaan dengan bijaksana. Hindari lima perangkap kekuasaan: meremehkan pendapat tim, kurang transparansi, terlalu fokus pada otoritas, tidak mampu mendelegasikan, dan menghindari konflik. Sebagai leader , gunakan keterampilan fasilitasi untuk mendorong kolaborasi, transparansi, dan pemberdayaan tim. Ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang produktif, harmonis, dan berorientasi pada tujuan, serta menjaga keseimbangan dan efektivitas kepemimpinan Anda.

Share: