7 Manfaat Experiential Learning yang Wajib Perusahaan Ketahui
Banyak perusahaan masih mengandalkan pelatihan yang membosankan, seperti materi satu arah atau webinar yang terasa jauh dari kenyataan kerja. Akibatnya, karyawan sulit terlibat dan apa yang dipelajari cepat terlupakan. Di tengah jadwal yang padat, perusahaan perlu cara baru agar proses belajar terasa hidup dan relevan. Di sinilah experiential learning menjadi solusinya.
Experiential learning menempatkan pengalaman langsung sebagai inti pembelajaran. Karyawan langsung mencoba, mengalami, dan merefleksikan melalui simulasi, proyek, atau situasi nyata di tempat kerja. Pendekatan ini membuat pembelajaran lebih bermakna, relevan, dan mudah diterapkan.
Lalu, apa saja manfaat experiential learning bagi karyawan dan perusahaan? Berikut beberapa contohnya.
1. Membantu Karyawan Beradaptasi dengan Situasi Baru
Sebuah studi dari Association of American Colleges and Universities menemukan hal menarik tentang mahasiswa yang mempelajari politik. Satu kelompok belajar melalui pengalaman (experiential learning), sementara kelompok lain belajar secara tradisional di kelas. Hasil ujian akhir keduanya hampir sama, tetapi saat diminta merancang kebijakan legislatif baru, perbedaannya terlihat jelas.
Mahasiswa yang belajar melalui pengalaman mampu mengintegrasikan semua aspek pembelajaran mulai dari praktik, refleksi pribadi, hingga konteks profesional jauh lebih baik dibanding mereka yang hanya belajar dari buku.
Hal yang sama berlaku di dunia kerja. Karyawan yang belajar langsung dalam alur pekerjaan lebih tangkas dan mudah beradaptasi. Karena terbiasa menghadapi situasi nyata, mereka bisa menyesuaikan diri dengan cepat, membuat keputusan tepat, dan terus berkembang seiring dinamika pekerjaan.
2. Menjembatani Teori dan Praktik
Mempelajari sesuatu dari buku memang penting, tetapi pengalaman langsung sering membuat perbedaan besar. Ibarat membaca tentang operasi jantung dibandingkan benar-benar melakukannya.
Experiential learning menjadi jembatan antara teori dan praktik. Karyawan bisa mempraktikkan pengetahuan yang dipelajari melalui pengalaman nyata, bukan sekadar memahami konsep di atas kertas.
Perusahaan terbaik memahami pentingnya keseimbangan ini. Kombinasi antara pembelajaran terstruktur dengan experiential learning membuat proses belajar lebih efektif, relevan, dan melekat dalam ingatan.
Baca juga: Experiential Learning, Metode Belajar Paling Efektif Melalui Pengalaman Nyata
3. Memberikan Ruang Aman untuk Gagal
Di tengah rasa khawatir akan keamanan kerja, kegagalan sering terasa menakutkan. Bayangkan seorang pilot yang langsung menerbangkan pesawat tanpa latihan, tentu risikonya sangat tinggi.
Melalui experiential learning, karyawan bisa mencoba, bereksperimen, bahkan gagal tanpa risiko nyata. Dalam ruang belajar yang aman ini, mereka bisa mengasah keterampilan, menguji keputusan, dan belajar dari kesalahan tanpa takut kehilangan pekerjaan atau merugikan orang lain.
Baik melalui simulasi, studi kasus, maupun permainan berbasis tantangan, manfaat experiential learning selalu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung keberanian untuk mencoba, karena dari kegagalan sering muncul pemahaman dan inovasi baru.
4. Memungkinkan Penilaian Keterampilan yang Lebih Akurat
Menilai efektivitas pembelajaran tidak selalu mudah. Dalam pekerjaan nyata, hasilnya mungkin baru terlihat setelah proyek selesai atau tugas berhasil dilakukan.
Dengan metode experiential learning, perusahaan dapat mengumpulkan data berharga tentang cara karyawan membuat keputusan selama pelatihan. Dari data ini, perusahaan bisa melihat pola berpikir, cara bertindak, dan area keterampilan yang perlu diperkuat.
Dengan kata lain, experiential learning membantu karyawan belajar sekaligus memberi perusahaan gambaran nyata tentang kemampuan dan kesiapan tim sehingga strategi pengembangan berikutnya bisa lebih tepat sasaran.
5. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Menghadapi masalah nyata dalam lingkungan yang aman membantu karyawan mengasah kemampuan problem-solving dan berpikir kritis. Laporan dari Queen’s University menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kompetensi ini setelah mengikuti experiential learning.
Misalnya, perusahaan bisa menyelenggarakan pelatihan berbasis simulasi untuk tim manajemen dengan fokus pada pengambilan keputusan strategis di bawah tekanan. Pendekatan ini membantu mereka menganalisis situasi, mengevaluasi opsi, dan membuat keputusan tepat.
Contoh ini menunjukkan bahwa experiential learning tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga memperkuat kemampuan praktis karyawan menghadapi tantangan nyata sehingga mereka lebih siap dan percaya diri.
Baca juga: 7 Metode Experiential Learning untuk Tingkatkan Keterlibatan Karyawan
6. Meningkatkan Daya Ingat dan Penerapan Pengetahuan
Salah satu manfaat utama experiential learning adalah karyawan lebih mudah mengingat dan menerapkan pengetahuan. Laporan Queen’s University mencatat bahwa peserta yang belajar melalui pengalaman mampu menyimpan informasi lebih lama dibanding metode tradisional.
Contohnya, Leadership Development Program Johnson & Johnson yang menggunakan experiential learning menunjukkan bahwa peserta lebih efektif mengingat dan menerapkan keterampilan yang dipelajari, membuktikan bahwa konsep “learning by doing” sangat efektif dalam membangun kompetensi yang bertahan lama.
7. Mendorong Budaya Belajar Berkelanjutan
Manfaat experiential learning lainnya yaitu membantu membangun budaya belajar yang berkelanjutan di perusahaan. Karyawan terdorong untuk aktif mencari peluang belajar dan berbagi pengetahuan atau pengalaman dengan rekan kerja.
Contohnya, Siemens dengan “Learning Campus” menyediakan berbagai pengalaman experiential learning, mulai dari alat digital hingga laboratorium inovasi. Hal ini menumbuhkan mindset belajar terus-menerus di seluruh perusahaan, menjadikan pembelajaran bagian alami dari cara bekerja sehari-hari.
Baca juga: Mengubah Cara Pelatihan Karyawan Melalui Penerapan Experiential Learning
Experiential Learning Bersama Gtrust Consultancy
Mengintegrasikan penerapan experiential learning dalam pengembangan karyawan membawa berbagai manfaat, mulai dari membantu mereka lebih tangkas dan adaptif terhadap situasi baru, menjembatani teori dan praktik, memberikan ruang aman untuk mencoba dan gagal, hingga meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, serta daya ingat dan penerapan pengetahuan.
Selain itu, pendekatan ini juga mendorong budaya belajar berkelanjutan, membuat karyawan aktif mencari peluang belajar, berbagi pengalaman, dan menumbuhkan mindset belajar yang menjadi bagian alami dari cara bekerja sehari-hari.
Di Gtrust Consultancy, kami dapat menerapkan experiential learning dalam program pelatihan dan fasilitasi yang kami buat. Semua program dirancang agar sesuai dengan konteks dan kebutuhan unik tiap organisasi sehingga peserta benar-benar mengalami, merefleksikan, dan menerapkan pengetahuan dalam pekerjaan sehari-hari.
Kami percaya bahwa setiap proses belajar harus efektif, bermakna, dan berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, kami yakin setiap perusahaan bisa #TumbuhBersama dan menciptakan pengalaman belajar yang memperkuat kemampuan, kesadaran, dan kolaborasi di dunia kerja yang terus berkembang.
Ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana experiential learning dapat membantu tim Anda bertumbuh dan bertransformasi? Hubungi kami di WhatsApp +62 811-1815-078 dan mari ciptakan ruang belajar yang hidup, relevan, dan berdampak bersama.
Sumber
Bleich, C. 5 benefits of experiential learning in the workplace. Edge Point Learning. https://www.edgepointlearning.com/blog/benefits-of-experiential-learning/
Eyler, J. (2009). The power of experiential education. Association of American Colleges and Universities.
Queen’s University. Experiential learning working group. https://www.queensu.ca/provost/committees-and-reports/completed-committees/experiential-learning-working-group
Reeves, M. (2024). 7 benefits of experiential learning in the workplace. Together. https://www.togetherplatform.com/blog/7-benefits-of-experiential-learning-in-the-workplace